Oleh:
Siti Muflikhah
Sitimuf02@gmail.com
(Ketua Bidang IMMawati PC IMM Ahmad Dahlan Surakarta)
IMMawati adalah sebuah julukan bagi aktivis perempuan yang berkecimbung dan bernaung di organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah atau disingkat lebih jelas (IMM). Tentu hal ini tidak asing bagi kalangan aktivis Muhammadiyah, bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah (IMM) sebuah Organisasi Gerakan Mahasiswa Islam dan sekaligus Organisasi Ortonum Muhammdiyah yang bergerak di bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Kemasyarakatan. Keagamaan itu sendiri adalah sifat yang terdapat dalam agama dan segala sesuatu mengenai agama atau usaha yang dilakukan seseorang atau kelompok secara kontinue atau terus-menerus. Dimana di dalam bidang ini dibutuhkan adanya persyarikatan Islam untuk memberikan kebenaran yang ada dalam kewajiban maupun sunnah-Nya.
Bidang Kemahasiswaan, tidak asing sekali bagi mahasiswa yang memilih untuk menjadi aktivis-aktivis kampus. Betapa pengertian kemahasiswaan yang begitu luas tersebut mengalami peyempitan makna yang drastis. Mungkin arti mahasiswa saat ini hanya merujuk pada hal-hal yang berbau non-akademis. Seolah-olah kemahasiswaan hanya berhubungan dengan seremonial belaka. Mahasiswa mendemo pemerintahan, membuat gerakan-gerakan yang sok mencerminkan populisme, suka mengikuti kegiatan bahkan melupakan kegiatan belajar, dan masih banyak lagi.
Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah juga mengusung pada bidang Kemasyarakatan, bahwa sejumlah manusia terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Maka hal ini yang menjadi Pekerjaan Rumah (IMM) perlu diperhatikan di dalam Ikatan, bagaimana Ikatan yang seharusnya bisa mengikuti budaya yang ada sekitar masyarakat sehingga dengan mudah kita bisa masuk pada budaya masyarakat tersebut.
Tujuan yang diusulkan di dalam ranah gerak Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah diharapkan untuk membangun kepercayaan dan pengertian antara masyarakat sekitar sehingga arti society berhubungan erat dengan sosial. Agar dapat mempengaruhi integritas sosial atas keselarasan atau harmoni dalam tatanan masyarakat.
Pergerakan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah sehingga mampu memberikan upaya yang dicita-citakan. Seperti gerakan IMMawati tidak begitu cakap dalam kesadaran bagi gerakan-gerakan perempuan yang ada disekelilinya. Ketidaksadaran ini harus dijadikan sebuah upaya untuk pemberdayaan sesama perempuan. Dimana arah gerakan IMMawati lebih memperlihatakan pada titik fokus. Tapi upaya ini memang tidak semuanya di dalam ranah gerak IMMawati yang memberikan andil dalam organisasi Internal yang mampu mewujudkan bentuk prestasi dalam mencapai gerakan-gerakan kesadaran kolektif maupun individu.
Ranah gerak IMMawati yang menjadi sudut pandang untuk pembahruan dan kemajuan para aktivis perempuan sehingga bisa menjadi contoh untuk gerakan perempuan lainnya. Kesadaran ini yang mungkin sangat sulit dilakukan oleh kalangan perempuan terutama kepada aktivis IMMawati bukan hanya soal pamor atau panggung tetapi kesadaran yang benar-benar mampu memberikan dampak positif. Terhadap perempuan maupun masyarakat sekitar untuk merubah paradigma perempuan yang hanya dianggap berkutat pada kasur, dapur dan sumur serta memperjuangkan membela hak-hak perempuan tidak bisa diremehkan.
Seorang aktivis perempuan sebut saja Kartini yang merupakan seorang bangsawan yang berpendidikan, tetapi kebangsawannya tersebut tidak menjadikan orang yang angkuh sebagaimana bangsawan pada umumnya. Kartini mampu menggunakannya untuk membela perempuan pribumi. Walaupun beliau tinggal di rumah, namun aktif membaca dan menulis tentang kebebasan-kebebasan perempuan pada zaman itu.
Ketertarikannya pada pergerakan Eropa ketika zaman itu yang membukakan dorongan untuk ruang pergerakan perempuan di Indonesia. Bahwa seorang perempuan perlu adanya otonomi, serta kesetaraan hukum, buah pemikiran Kartini ini memberikan inspirasi besar bagi pergerakan perempaun pada waktu itu. Sebut saja salah satu tubuh Muhammdiyah ada Aisiyah, Organisasi Putri Merdika di Jakarta yang berdiri pada tahun 1912 dan organisasi perempuan lainnya.
Dengan demikian jumlah perempuan yang mampu bergerak di bidang politik bertambah dan tidak terbatas, oleh lapisan para laki-laki. Tujuan daripada pergerakan perempuan adalah untuk menggalakkan pendidikan dan pengajaran bagi perempuan. Paparan diatas seharusnya mampu mendorong gerakan perempuan khususnya kepada IMMawati gerakan perempuan yang seharusnya menyadarkan masyarakat dan perempuan yang tidak memiliki latar belakang sekolah.
Gerakan IMMawati yang masih sangat lambat dan masih ketergantungan dengan gerakan yang didominasi laki-laki hal ini seharusnya IMMawati mampu eksis terhadap gerakan perubahan dalam memperjuangakan gerakan perempuan. Dimana eksistensi perempuan sangat dibutuhkan untuk memperjuangkan hak dan kewajiban para aktivis perempuan. Membangun budaya kesadaran untuk meningkatkan nilai-nilai keberanian dan mampu memberikan wadah solusi untuk pembelajaran.